Ekobis  

Harga Telur Anjlok Peternak Ayam Petelur Terancam Bubar

LINTAS MEDIA,Salawu – Dampak dari Pandemi Covid-19 bukan saja menyasar sektor perdagangan,industri dan jasa tetapi berdampak pula terhadap sektor peternakan,diantaranya peternakan ayam telor ras,akibat dari harga telor ayam ras yang anjlok saat ini,sejumlah peternak ayam petelur di Tasikmalaya kini mengalami kerugian yang cukup besar.

Bila keadaan ini terus berlarut dan tak kunjung kembali ke harga normal, maka tidak mustahil para peternak ayam ini bakalan gulung tikar bahkan bangkrut diakibatkan pendapatan mereka tidak sebanding dengan ongkos produksi yang terus melambung naik.

Harga telor ayam ras di pasaran berada dikisaran Rp 18.000 – Rp 19.000 per kilogram, dari harga semula Rp 21.000 – 23.000 per kilogram.

Menghadapi keadaan seperti ini,beberapa peternak telur ayam ras mengaku, bahwa salah satu penyebab anjloknya harga telur ayam ras ini kemungkinan salah satunya karena terkena dampak PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang masih berlaku saat ini.

Salah seorang peternak telur ayam ras yang bernama mengaku sangat cukup terpukul menghadapi keadaan sekarang,dimana harga turun berada di titik rendah sedangkan harga pakan cenderung naik.

“Bukan hanya karena PPKM, tetapi bisa kemungkinan juga diakibatkan karena keadaan cuaca yang cukup ekstrem sehingga membuat ayam-ayam stres dan mengalami penurunan produksi telur,” ungkap Deni, peternak ayam petelur asal Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya,Senin (13/9/2021).

Deni menambahkan, selain faktor cuaca ekstrem, harga pakan ayam petelur justru kini mengalami kenaikan, bahkan kenaikan telah mencapai lebih dari 50 persen dari harga semula. Kenaikan pakan tersebut sudah ia rasakan sejak dua bulan yang lalu atau sejak awal PPKM diberlakukan. Untuk harga pakan kualitas terendah saja kini sudah mencapai Rp 6.450 per kilogram atau Rp 322.500 satu karung.

Kenaikan pakan ayam petelor tergantung juga dari fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar. Pasalnya bahan-bahan pakan ayam petelor kebanyakan berasal dari import. Dengan adanya kenaikan harga pakan, tentu sangat berdampak besar terhadap para peternak ayam petelur tersebut.

“Disaat harga pakan terus naik, justru harga jual telor ayam ras malah harga jualnya terus anjok,” jelas Deni.

Menurutnya, jika harga pakan tidak segera turun dan harga telur di pasarkan tetap murah, maka tidak menutup kemungkinan para peternak ayam petelur akan gulung tikar.

Selain terbentur harga jual telur yang rendah disertai harga pakan yang mahal,peternak kini harus dihadapkan lagi dengan pengeluaran ekstra untuk pembelian vaksin dan obat-obatan. Pasalnya banyak dari ayam mereka yang mati karena stres akibat faktor cuaca. Jiga pun tidak mati, maka sebagian besar ayam kini mengalami penurunan produktifitas telur.

Saat di konfirmasi oleh media,ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (PINSAR) Indonesia Singgih Januratmoko menjelaskan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan harga telur mengalami penurunan.

Adapun faktor yang pertama menurutnya karena stok telur mengalami penambahan.

“Stok bertambah karena peternak menunda afkir sekitar 3 bulan yang lalu karena harga DOC (anak ayam) sedang mahal,” ujar Singgih saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/9/2021).

Adapun penyebab yang lain menurutnya karena permintaan pasar yang sepi karena adanya PPKM.

“Serapan permintaan telur ayam ras masih sepi karena PPKM menyebabkan permintaan berkurang hingga 20 persen,” kata dia.

Faktor ketiga yang menurutnya karena saat ini harga pakan naik yang disebabkan harga jagung meningkat hingga Rp 6.000.

Terkait dengan anjloknya harga telur ini, Singgih menimbau agar pemerintah segera menstabilkan stok dan harga jagung.

“Dengan cara pemerintah membuka kran impor jagung khusus untuk peternak UMKM melalui bulog dan koperasi,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengimbau agar peternak juga segera afkir ayam yang berusia 85 minggu supaya suplai segera normal.

Selain itu ia juga mengimbau agar pemerintah membantu serapan telur untuk program bantuan sosial dan Program Keluarga Harapan (PKH).

Supported By :




Mau punya Media Online sendiri?
Tapi gak tau cara buatnya?
Humm, tenang , ada Ar Media Kreatif , 
Jasa pembuatan website berita (media online)
Sejak tahun 2018, sudah ratusan Media Online 
yang dibuat tersebar diberbagai daerah seluruh Indonesia.
Info dan Konsultasi - Kontak 
@Website ini adalah klien Ar Media Kreatif disupport 
dan didukung penuh oleh Ar Media Kreatif

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *