Lintasmedia,BANDUNG – Jaipongan adalah sebuah jenis tari pergaulan tradisional masyarakat Sunda yang berasal dari wilayah Karawang dan sangat populer di Indonesia.
Jaipongan terlahir melalui proses kreatif dari tangan dingin H. Suanda sekitar tahun 1976 di Karawang, Jaipongan merupakan garapan yang menggabungkan beberapa elemen seni tradisi Karawang seperti pencak silat, wayang golek, topeng banjet, ketuk tilu dan lain-lain.
Jaipongan di Karawang pesat pertumbuhannya di mulai tahun 1976, ditandai dengan munculnya rekaman Jaipongan SUANDA GROUP dengan instrumen sederhana yang terdiri dari gendang, ketuk, kecrek, goong, rebab dan sinden atau juru kawih.
Posisi Jaipongan pada saat itu menjadi seni pertunjukan hiburan alternatif dari seni tradisi yang sudah tumbuh dan berkembang. Keberadaan jaipong memberikan warna dan corak yang baru dan berbeda dalam bentuk pengemasannya, mulai dari penataan pada komposisi musikalnya hingga dalam bentuk komposisi tariannya.
Bandung Arts Festival merupakan wadah yang kaya bagi seniman dari berbagai disiplin ilmu, latar belakang, dan tingkat pencapaian dapat menemukan platform untuk kreasi, kolaborasi, pertukaran, dan eksperimen.
Tahun ini menjadi yang ke-7 event “Bandung Arts Festival (BAF)” diselenggarakan. BAF#7 menjadi tantangan baru untuk mengembalikan pesona penting dari keindahan alam lewat karya-karya kreatif para seniman.
Seperti halnya dalam Perhelatan BAF ke-7 tahun ini, Sanggar Tari Dewa Motekar dibawah pimpinan sanggar Chris Novika Supardi,S.Pd atau yang biasa dipanggil Kang Yayang Crisno mengikuti perhelatan Seni Tari Jaipong Bandung Art Festival (BAF) yang digelar di taman budaya Bandung Senin (08/11/2021).
Kang yayang Chrisno mengatakan kepada awak media
“Kegiatan yang diselenggarakan oleh Bandung Art Festival (BAF) itu adalah agenda rutin dan salah satunya adalah kegiatan Pasanggiri Jaipong ini. Pagelaran tari jaipong tersebut di ikuti dari beberapa provinsi yang diantaranya provinsi Banten, DKI Jakarta dan provinsi jawa barat. Dan sanggar tari Dewa Motekar mengirimkan beberapa peserta yang salah satu gelarannya adalah rampak anak badrakayang dengan menampilkan tarian Gelagar Odeng,” ucap yayang
“Dan hasil sementara dalam perlombaan Pasanggiri Jaipong ini Alhamdulillah kami masuk nominasi enam besar. Pengumuman resminya akan diberitahukan besok (rabu) tanggal 10 November 2021 tepatnya ketika penutupan Pasanggiri,” sambungnya.
Perhelatan Bandung Arts Festival #7 diselenggarakan sejak 28 Oktober 2021 sampai 10 November 2021. Bertempat di Taman Budaya Dago Tea House, Kota Bandung
Yayang mengirimkan delegasi Jaipong ke perhelatan BAF ini dengan tujuan ingin tetap menumbuhkan dan melestarikan kreasi kebudayaan Sunda kepada generasi muda.
“Tidak ada arahan khusus kepada anak-anak,saya arahkan mereka untuk bermain enjoy dan lepas saja,bermain berdasarkan semata mendapatkan kepuasan bathin sehingga bisa bermain alami dan natural tanpa ada kekakuan,Tekhnik yang dipakai oleh sanggar Dewa Motekar adalah Wiraga Wiratma Wirasa ,Alhamdulillah ternyata penampilan anak-anak mendapat apresiasi yang baik.” Imbuh yayang.
Sanggar seni tari Jaipong Dewa Motekar sudah berkiprah dan sudah banyak menghasilkan prestasi. Sanggar Dewa Motekar sudah tampil dalam pagelaran seni di beberapa provinsi di Indonesia, diantaranya ke Sulawesi Selatan,Kalimantan timur, Jogjakarta dan ke Bali.
Di tataran kancah Internasional,Dewa Motekar telah melanglang buana di negara-negara sekitaran Asia tenggara,diantaranya ke negara Thailand, Filipina dan Malaysia.
Endah Listyasari S. Pd, M,Pd salah satu orang tua dari sanggar tari Jaipong Dewa Motekar menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya
“Saya sangat mengapresiasi sekali terhadap para peserta tari untuk perjuangannya dalam mengikuti perlombaan Pasanggiri jaipong di BAF ini,kami sangat mensuport dan memberi semangat. Ketika mereka merasa lelah dan ketika mereka sakit maka kami akan berada di samping mereka. Ucap Endang.
(Dede pepen/LintasMedia)
Supported By :