LintasMedia, Kabupaten Tasikmalaya — Ciheras adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Cipatujah dan terbilang cukup maju dalam bidang perekonomian,Penduduknya mayoritas bermata pencaharian petani,berkebun dan perdagangan serta jasa,hanya sedikit yang berprofesi sebagai nelayan karena tipikal ombak laut Selatan yang terbilang besar. Karakteristik orang selatan yang ulet rajin dan pekerja keras telah melahirkan orang-orang penting baik di pemerintahan maupun sebagai pengusaha sukses.
Dari sinilah terlahir salah seorang pengusaha yang cukup di bilang sukses, melalui proses dan perjalanan yang panjang serta Lika liku perjuangan yang pahit sehingga berakhir manis.
Muhamad Nurdin Rohendi (37) atau biasa di sapa Nurdin Lehor adalah salah satu putra Tasela yang telah mencapai puncak kesuksesan dan menjadi bukti nyata bahwa dengan kerja keras dan proses yang panjang akhirnya dia bisa membangun kerajaan bisnis di tanah kelahirannya, Nurdin yang terlahir dari keluarga sederhana dan mengalami keterbatasan dalam bidang ekonomi sehingga membuat Nurdin kecil saat itu sudah bisa mencari uang sendiri untuk uang jajan dan tambahan biaya sekolah.
Tahun 1996 Nurdin sudah biasa jualan es keliling di kampung, es yang ia dagangankan adalah es dari orang lain, dari jualannya itu nurdin menyisihkan keuntungan yang tak seberapa dari jualan es sehingga dia mampu membeli sepedah sendiri. Dengan sepedah hasil membeli dari keringatnya sendiri Nurdin mulai menbah usahanya dengan berjualan mainan anak secara berkeliling dengan jarak yang cukup jauh,dengan sepedahnya itu nurdin bisa berkeliling dagang hingga ke tetangga desa dan kecamatan.
Selepas lusus dari SD, Nurdin melanjutkan Sekolah sekaligus mondok di Pesantren Cipasung Singaparna. Walaupun sekolah sambil mondok,jiwa wiraswasta Nurdin tidak pernah padam,untuk menambah uang saku,ia berjualan mie rebus kepada para santri di sela sela waktu belajar .
Nurdin bercita-cita setelah selesai mondok dan sekolah di cipasung,ia bertekad ingin melanjutkan ke pesantren Gontor, impiannya itu semakin memotivasi dirinya lebih rajin dalam belajar dan semakin ulet serta bekerja keras mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk mewujudkan keinginannya itu.
Setelah selesai mondok dan sekolah,jalan hidup Nurdin menuntunnya untuk hijrah ke luar kota, ia menyimpan impiannya untuk melanjutkan pesantren di Gontor yang sangat ia idam-idamkan.
Di perantauan Nurdin memulai hidup dengan mencari penghidupan secara serabutan mulai jadi tukang sampah,menjadi kuli angkut di toko roti dan pekerjaan lainnya sekedar untuk bertahan dan menyambung hidup.
Pahit dan getir nya kehidupan selama di perantauan membentuk karakter dan tekad nya untuk bisa berdiri sendiri,karena tidak mungkin selamanya ada dalam perintah orang lain.
Dengan berbekal tabungan dari hasil kerjanya di luar kota, akhirnya Nurdin pulang kampung. Dengan modal seadanya ia memulai usaha beternak ayam.
Seiring waktu serta proses dan perjuangan yang gigih,usahanya sudah mulai kelihatan hasil, selain beternak ayam Nurdin pun memulai bisnis ayam potong, dari bisnis ayam potong inilah yang jadi awal mula kesuksesan dan lahirnya julukan LEHOR bagi dirinya.
Julukan LEHOR terlahir secara spontanitas imbas dari bisnis ayam potongnya yang semakin maju, Lehor berasal dari bahasa Jawa yang berarti ayam potong,karena usahanya itu Nurdin lebih dikenal dengan sebutan Nurdin Lehor yang berarti Nurdin si tukang potong ayam.
Satu demi satu usaha lainnya mulai digeluti oleh Nurdin,mulai dari perkebunan,perdagangan umum,pekerjaan borongan bangunan dan usaha-usaha lainnya sehingga usahanya semakin berkembang.
Kesusksesan nama Nurdin Lehor semakin meningkat berawal ketika dia merasa tertantang untuk melaksanakan suatu pekerjaan pembangunan rumah mewah dari seorang rekannya yang mempunyai jabatan penting di salah satu Bank untuk bisa di kerjakan dengan waktu yang tidak terlalu lama dengan budget kisaran 700 jutaan. Dengan perasaan haru biru bahagia bercampur bingung, Nurdin membuka gulungan kertas berupa gambar rancang bangun rumah yang diberikan oleh rekannya tersebut.
Dengan modal keyakinan dan dengan penuh dorongan doa dari keluarga, Nurdin mantap mengambil pekerjaan tersebut, dengan prinsip MANJADA WAJADA Nurdin memulai pekerjaan tersebut.
Keberhasilan Nurdin dalam menyelesaikan rumah mewah dari rekannya tersebut telah melambungkan namanya, proyek pekerjaan-pekerjaan bangunan mulai berdatangan untuk di kerjakan oleh Nurdin, dengan semakin banyaknya pekerjaan pembangunan akhirnya Nurdin membangun Perusahaan yang menaungi kegiatan-kegiatan usahanya. Sudah hampir 150 bangunan rumah dengan berbagai type telah ia kerjakan,mulai dari Type sederhana sampai Type rumah mewah bisa dia kerjakan. Usaha propertinya ini bukan hanya di tataran lokal saja tetapi sudah merambah ke daerah-daerah lain bahkan sampai pekerjaan proyek bangunan di Ibu kota.
Perusahaan yang bergerak di bidang properti ini telah memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, hingga sampai saat ini karyawannya telah mencapai 400 orang. Nurdin sangat memperhatikan seluruh karyawannya,baik yang bergerak di bidang properti ataupun di sektor usaha lainnya yang ia pimpin, karena dia menjadi sukses seperti sekarang tidak lepas dari pengalaman dia merintis usaha ini dari Nol dengan penuh peluh doa dan perjuangan.
Sekarang dengan jaringan usahanya yang semakin terus berkembang, Nurdin Lehor menjelma menjadi seorang pengusaha muda yang sangat di perhitungkan, from Zero to Hero.
Meskipun usaha-usaha lainnya semakin berkembang, Nurdin tetap mempertahankan usaha awal yang menghantarkan dia menjadi orang sukses,yaitu usaha potong ayam Nurdin Lehor.
Sebagai catatan kecil, ayah tiga anak dari seorang istri bernama Marlina ini memberikan motivasi dan kunci sukses yang ia raih saat ini.
“Jadikanlah Cercaan,Hujatan dari orang sekitar bahkan keluarga sebagai motivasi untuk terus berjuang menaklukan kerasnya hidup. Terus berjuang tanpa henti untuk mewujudkan cita-cita. Gantungkan impian setinggi langit setinggi bintang-bintang terjauh di atas langit sehingga perjuangan kita akan tempuh secara panjang serta Istiqomah sehingga akan mendapatkan akhir yang memuaskan yaitu berdiri diatas puncak”
( Nurdin Lehor, Cipatujah 6 Desember 2021 )