LintasMedia,Tasikmalaya — Perkembangan harga telur ayam ras saat ini di sejumlah pasar di kabupaten dan kota Tasikmalaya mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, saat ini harga telur berkisar di harga Rp.32.000 per kilogram, bahkan di beberapa tempat harganya bisa lebih tinggi contohnya di Pasar Rajapolah harga telur sudah menembus Rp.39.000 per kilo hari ini. Hal ini dibenarkan oleh Fitri (32) seorang ibu rumah tangga.
“Harga telur saat ini hampir Rp. 40.000 per kilo,saya sebagai pedagang warungan menjual telur ayam kepada konsumen Rp.2.500 per butir,kasihan ibu-ibu yang biasa menyediakan olahan telur untuk keluarga jadi merasa terbebani.” Ucap Fitri, Jum’at (31/12/2021)
Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) harga rata-rata nasional telur ayam ras terakhir ini adalah Rp.38.700/kg, ada kenaikan sampai 54,18 persen dibanding pada bulan november.
Beberapa alasan yang mempengaruhi terjadinya kenaikan harga telur ayam ras tersebut adalah dengan banyaknya peternak ayam petelur yang gulung tikar diakibatkan kebijakan kedaruratan tentang penyebaran Pandemi covid-19 tempo lalu.
Deni (37) seorang peternak ayam petelur menerangkan beberapa alasan mengenai fenomena kenaikan harga telur ini.
“Kenaikan harga telur saat ini sedikit berpengaruh positif terhadap keberlangsungan peternak,dengan permintaan telur yang cukup tinggi di pasaran sehingga ketersediaan telur menjadi sedikit langka,mungkin keterbatasan stock telur ini dikarenakan banyak kawan-kawan peternak yang bangkrut tempo hari karena harga pakan ayam mahal, alhasil harga telur saat itu menjadi anjlok.” Terang Deni
“Banyak kawan-kawan peternak yang terpaksa menjual ayamnya, mungkin itu termasuk jadi salah satu penyebab berkurangnya produksi telur, saat ini sehingga berpengaruh terhadap mahalnya harga telur ayam ras di pasaran. Walaupun harga telur ayam sedang bagus di pasaran,tetapi kami para peternak tidak sekonyong-konyong bisa menaikan harga telur karena sudah ada patokan harga yang di tentukan.” kata Deni kepada LintasMedia, Jum’at (31/12/2021).
Saat Natal dan menjelang akhir tahun serta adanya kelonggaran PPKM menyebabkan permintaan masyarakat akan telur meningkat. Permintaan datang dari usaha catering, hotel, restoran,sektor pariwisata dan permintaan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan menjelang tahun baru.
Selain itu program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) turut berkontribusi terhadap naiknya harga telur. Sebab, pemberian BPNT biasanya dilakukan sebulan sekali tapi saat ini pemberiannya sebanyak empat kali sehingga berkontribusi terhadap tingginya permintaan harga telur di pasaran.
Edi Setiawan salah seorang Suplayer BPNT saat di hubungi lewat telpon oleh LintasMedia sedikit mengeluhkan dengan adanya kenaikan harga telur ini.
“Harga telur di pasaran saat ini cukup spektakuler,dengan harga beli yang tinggi,kami tetap menjual dengan harga yang telah ditetapkan dengan standar harga KPM, walaupun cukup berat tetapi saat ini kami tidak berbicara untung rugi.” Ungkap Edi
“Sebagai bentuk pertanggungjawaban kami sebagai Suplayer,harga jual kepada KPM sesuai dengan harga awal,mungkin ini sudah jadi resiko, kami tidak berbicara untung rugi lagi. Mudah-mudahan harga yelur ayam di pasaran bisa cepat stabil kembali sehingga kami para Suplayer sebagai mitra pemerintah dalam program BPNT ini bisa bernapas lega kembali.” Pungkas Edi.
Selain permintaan pasar yang tinggi, harga telur sangat dipengaruhi oleh harga pakan pakan di pasaran. Harga telur ayam dari peternak kepada pedagang, sama dengan harga pakan ayam untuk peternak. Jadi harga pakan pun sangat ikut berpengaruh terhadap keadaan harga telur ayam saat ini.
Harga jagung berdasarkan informasi di pasaran sekarang sudah mencapa harga Rp.6.000 per kilo dan konsentrat Rp. 425 ribu dan katul Rp.4.000.
(Nandang/LintasMedia)