LintasMedia, Kabupaten Tasikmalaya – Mungkin diantara kita tidak banyak yang tahu bahwa setiap tanggal 29 Mei tiap tahunnya selalu diperingati sebagai Hari Lanjut Usia (Lansia) Nasional.
Keputusan peringatan Hari Lanjut Usia Nasional ini berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia, dan kategori yang termasuk penduduk lansia ini merupakan orang-orang yang usianya sudah di atas 60 tahun lebih.
Dimasa-masa sebelum pandemi covid-19 melanda negeri kita,peringatan Hari Lansia Nasional selalu diselenggarakan dengan berbagai kegiatan khusus di daerah-daerah wilayah negara kesatuan Indonesia.
Dengan mulai melandainya kasus Covid-19 di Indonesia, peringatan Hari Lansia Nasional tahun 2022 ini dipusatkan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, 29 Mei 2022 dengan Tema ‘Lansia Sehat Indonesia Kuat’.
Ade Sugianto Bupati Kabupaten Tasikmalaya, memastikan Peringanan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2022 siap digelar, Ahad (29/5/2022), dan akan dilaksanakan di 39 kecamatan secara serentak se kabupaten Tasikmalaya.
“Saya tidak menyangka, awalnya ditelepon langsung Bu Menteri Sosial Tri Rismaharini, ada kepercayaan, Tasikmalaya jadi penyelenggara HLUN 2022. Saya berterima kasih jadi tuan rumah, dengan waktu persiapan 20 hari, kami coba ngebut,” kata Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto di Tasikmalaya, Sabtu malam.
Ade mengatakan HLUN 2022 akan dilaksanakan secara serentak di seluruh kecamatan yang berjumlah 39 wilayah dengan mengusung tema pelayanan promotif dan preventif yang melibatkan peran pos binaan terpadu (Posbindu) lansia.
Dalam rangka menyukseskan persiapan HLUN,yang akan digelar selama 20 hari ini, Pemda Tasikmalaya telah membentuk panitia lokal yang bekerja sama secara cepat dengan beberapa elemen, termasuk jajaran Kemensos RI.
“Kami libatkan dari mulai camat, relawan tagana, petugas layanan kesehatan dari tingkat rumah sakit sampai ke tingkat bawah,” katanya.
Kegiatan utamanya akan di selenggarakan di RS SMC yaitu dengan mengadakan kegiatan operasi katarak dan pemeriksaan kesehatan yang akan di ikuti oleh 500 orang lansia.
Pada kesempatan sama, Sekretaris Jenderal Kemensos Harry Hikmat dan rombongan juga melaksanakan peninjauan di lokasi peringatan HLUN di Desa Cisayong, Kecamatan Cisayong.
“Kegiatan akan melibatkan 500 lansia di wilayah Tasikmalaya. Mereka akan mengikuti senam lansia. Setelah mereka diberikan layanan pemeriksaan kesehatan, perekaman e KTP dan juga akan menerima sejumlah bantuan,” kata Kepala Sentra Gau Mabaji Makassar Subhan Kadir.
Selain itu telah dilakukan pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebanyak 11 unit di Desa Cisayong serta bantuan lainnya berupa renovasi rumah dari Atensi dalam bentuk kebutuhan perabot dan sembako.
Selain pembangunan rutilahu dan renovasi rumah,di Cisayong juga telah dibangun Taman Lansia diharapkan dengan taman ini masyarakat bisa berbaur dan menjalin interaksi lebih erat.
Taman Lansia ini merupakan aset milik desa yang dikelola BUMdes Cisayong. Selain sebagai ruang publik, Taman Lansia juga dimanfaatkan secara komersial oleh desa. Bisa digunakan untuk keperluan tertentu dengan tarif sewa Rp2,5 juta.
Bagaimana sebenarnya sejarah peringatan Hari Lansia Nasional?
Hari Lansia Nasional diperingati untuk menghargai penduduk lanjut usia yang besar perannya saat merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, mereka juga banyak berperan dalam mengisi kemerdekaan dan memajukan bangsa.
Peringatan Hari Lansia Nasional pertama kali diselenggarakan 29 Mei 1996 oleh Presiden Indonesia masa itu, Soeharto.
Pemilihan 29 Mei sebagai Hari Lansia Nasional berkaitan dengan kisah heroisme Dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat seorang sepuh yang aktif dalam masa persiapan perjuangan kemerdekaan indonesia.
Dr Radjiman Wedyodiningrat, lahir 21 April 1879, merupakan tokoh yang ikut mendirikan organisasi nasional kebangsaan Indonesia pertama, Budi Utomo.
Kiprahnya tidak selesai sampai di situ. Saat penjajahan Indonesia oleh Jepang memasuki fase akhir, Dr Radjiman Wedyodiningrat ditunjuk sebagai Ketua Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pada Sidang BPUPKI pertama, 29 Mei sampai 1 Juni 1945, dia juga menjadi Ketua Sidang.
Hari pertama Sidang BPUPKI 29 Mei 1945, Radjiman Wedyodiningrat menanyakan dasar negara Indonesia kelak jika merdeka. Dari sana, akhirnya sidang dilanjutkan dengan merumuskan Dasar Negara Indonesia.
Dr KRT Widiodiningrat meninggal dunia 20 September 1952 dalam usia 72 tahun.
(Nandang Nur Fajar)