Penulis : Nandang Nur Fajar
LintasMedia,Tasikmalaya — Kota dan Kabupaten Tasikmalaya dari dulu terkenal sebagai daerah yang kental sisi religiusnya sehingga mendapat julukan daerah Seribu Pesantren, selain dikenal sebagai daerah dengan beribu pesantren Tasikmalaya pun dikenal sebagai daerah dengan daerah Seribu bukit. Pasalnya, di kedua daerah ini beribu-ribu bukit hampir menghiasi sebagian besar penjuru wilayah.
Sepertinya kini julukan itu sudah mulai sirna seiring banyaknya kepentingan yang terlalu rakus mengeksploitasi alam tanpa dibarengi dengan pelestarian. Selain penambang yang berijin, Para penambang ilegal semakin menjalar, hingga satu persatu bukit kian rata dengan tanah.
Saat itu Tasikmalaya merupakan ekosistem yang nyaman,udaranya yang sejuk dan bersih,alam nya asri sumber air yang melimpah serta kehidupan masyarakat begitu harmonis dengan alam.
Tetapi sekarang,saat ini cerita itu hanya dongeng belaka,cerita orang-orang tua kepada anak-anak nya.
Tasik sekarang lebih panas,kalau hujan banjir dan genangan air begitu melimpah.
Galian pasir begitu masif,bukit-bukit yang dulu berjejer dengan selaras sebagai penopang kehidupan berbagai mahluk Alloh sudah mulai hilang satu persatu,rata habis di keruk oleh kebutuhan zaman.
INFO KEHILANGAN
Dilema Galian Pasir Di Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya, kebutuhan Masyarakat dari segi Ekonomi Kian Nampak, kadang Tidak mempedulikan keberlangsungan Lingkungan. Alam menjadi Rusak pasca Galian.
Ironis Pemerintahan Setempat seolah Hanya diam Tak Bisa Berkutik dan berbuat.
Pasca Galian Pasir hutan-hutan hilang tak berbekas menghasilkan tumpukan-tumoukan material berserakan Tak beraturan.
Reklamasi,reboisasi ataupun penataan penghijauan sebagai Mana Tertera Dalam Aturan tak dipenuhi kewajiban. Jalan Rusak Sumber Air terganggu Cuaca Panas rawan Banjir kerentanan sosial.
Pemerintah setempat seolah diam berpura-pura tidak Melihat tidak mendengar keresahan masyarakat.
Ingat…
Alam ini bukan milik kita,tapi Milik Alloh untuk diwariskan kepada anak cucu kita yang akan datang.
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.” ( Q.S. Annisa:9 ).
Tanda-tanda kiamat itu apabila kerusakan alam sudah mulai masif,dan itu semua karena ulah tangan-tangan manusia itu sendiri.
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS. Ar-rum: 41-42).
Dan salah satu kerusakan alam ini salah satunya adalah karena tindakan Pemimpin yang dzalim.
“Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah adalah seorang pemimpin yang adil. Sedangkan orang yang paling dibenci oleh Allah dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah seorang pemimpin yang zalim.” (HR. Tirmidzi)
Dan mungkin ini semua karena kita sudah lupa akan nikmat Alloh dan sudah larut dalam perbuatan dosa.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya,“ (QS. Al-A’raaf : 96).
Wallahu a’lam bisawab
LintasMedia